Wednesday, October 6, 2010

Finally!! TA tuntasss!!!

TA Design Grafis "Si Kancil vs Siput" aslinya dibuat dalam bentuk pop-up sederhana >_<





Belajar Ilustrasii!!!




Belajar lagi tutorial ilustrasi!! teruss!!!

Another Sharing...

Sharing lain dari teman2 seperjuangan Krayan!!!






John Francis Willfinger West Kalimantan (Borneo), Indonesia, 1938-1942



Foto2 SIL 2010 Krayan....






Rencananya kami akan memberikan buku rohani Willfinger kepada anak-anak yang ada di Krayan dan saya juga berpikir membuat suatu photo album untuk jemaat Krayan...karena mereka tidak memakai foto digital kalau mengadakan suatu acara...!!! Teruss Semangaaatt dalam pelayanan!!!

All Aboard Krayan!!! SIL 2010 di suatu desa kecil Long Bawan!

Perjalanan ke Krayan...yang sangat mengesankan! berikut adalah sharing pribadi yang saya rasakan pada saat pergi ke sana!

Sungguh suatu pengalaman yang luar biasa bisa pergi ke desa Krayan, Kalimantan
Timur. Begitu banyak suka dan duka yang telah kami alami di sana.

Ketika saya diajak oleh Laoshi Ulung untuk sharing pengalaman, saya langsung berpikir perbedaan signifi kan antara Gereja kita yang ada di “ kota “ dan Gereja Krayan yang ada di “ desa “.

Ketika kami datang ke suatu desa yang disebut Desa Long Bawan, sungguh kami kaget karena pertama kali kami sampai di sana, setiap orang yang kami temui selalu memberikan salam hangat kepada kami, walaupun kami tidak mengenal mereka sama sekali....Walaupun bingung, hal ini merupakan suatu pelajaran bagi kami, keramahtamahan masyarakat desa yang benar-benar alami menggambarkan sikap keKristenan dan sikap ini tentu juga dapat diterapkan di Gereja kita...(kalau kata laoshi Ulung seperti kehidupan jemaat mula-mula =D).

Saya juga mengingat bagaimana setiap anak-anak dan guru-guru setiap desa yang datang ke acara SIL ini. Dengan menempuh perjalanan yang panjang sambil membawa bahan makanan seperti beras dan sayur(ada yang 1 hari jalan lhoo..) mereka masih bisa mendapatkan antusiasme acara SIL ini walaupun banyak kendala dalam bahasa maupun pengenalan acara baru yang belum pernah mereka alami....

Kembali saya berpikir acara SIL anak-anak kita di GKY Pluit yang terkadang anak-anak kita seringkali menolak untuk mengikuti SIL ataupun hanya paksaan dari orangtua. Padahal di Pluit untuk mengikuti SIL, tidaklah kita perlu untuk berjalan kaki dan tinggal di rumah penduduk setempat =).


Saya juga sangat terharu ketika saya boleh ambil bagian di bagian“Bible Study”,
Saat itu saya menceritakan kisah Petrus yang menyangkal Tuhan Yesus, yang saya lihat adalah mata setiap anak-anak dan guru mereka yang jarang sekali berkedip
ketika mendengarkan cerita Sekolah Minggu. Ternyata setelah saya coba cari tahu, biasanya anak-anak mereka mendengarkan Guru Sekolah Minggu di sana bercerita waktunya sangatlah sedikit berkisar kira-kira 5 menit, sehingga ketika saya dan rekan rekan lain bercerita dengan durasi yang cukup lama mereka cukup tertarik untuk mendengarkannya. (bahkan ada guru yang menangis mendengarkan cerita Petrus ini).

Kurangnya fasilitas yang ada di Sekolah Minggu di Krayan yang tidak memiliki buku panduan cerita Sekolah Minggu juga menjadi suatu kendala bagi setiap guru Sekolah Minggu di sana untuk bercerita.

Ketika acara SIL dilaksanakan, setiap Guru Sekolah Minggu ternyata harus bangun jam 4 pagi untuk menyiapkan makanan untuk anak-anak mereka. Suatu pengorbanan yang tentunya bisa kita pelajari sebagai Guru sekolah minggu di Pluit. Untuk setiap Guru Sekolah Minggu di Pluit, kiranya dapat lebih mensyukuri apa yang kita dapatkan dan juga harus lebih giat dalam bercerita kepada anak-anak kita.

Dan yang paling berkesan di antara semua hal itu adalah ketika saya berkunjung ke suatu rumah kecil di daerah Desa Kampung Baru, yaitu rumah Bapak Junus. Bapak Junus selaku rektor Universitas PPMT Willfi nger yang sangat sederhana. Beliau adalah orang yang sangat ramah dan pekerja keras, begitu juga istri Pak Junus yang saya nobatkan sebagai orang teramah di dunia yang pernah saya temui =) .

Sebagai seorang rektor, Bapak Junus sangat sederhana dan tidak sesuai dengan
rektor universitas yang ada di kota.

Saya sangat kaget dengan kehidupan Pak Junus yang masih harus bertani untuk
mencukupi kehidupan sehari-hari. Selain itu Bapak Junus juga memiliki rumah
dan penghasilan yang jauh dibandingkan dengan rektor yang ada di Jakarta atau
bahkan pendeta kita yang ada di Pluit.

Tapi yang saya tahu adalah Pak Junus mau melakukan itu semua hanya karena
Tuhan Yesus di dalam hati keluarganya. Karena Iman yang sebenarnya adalah iman yang memikul salib Kristus dan memiliki suatu pengorbanan. Semoga Tuhan selalu memberkati Pak Junus dalam segala hal yang beliau lakukan. Saya sangat berpikir akan seru sekali apabila setiap anak sekolah minggu kita bisa pergi ke sana dan merasakan SIL di sana suatu hari nanti.

Tetapi kiranya hal ini dapat menjadikan kita lebih baik dan mensyukuri segala hal
yang Tuhan berikan kepada kita. Baik untuk anak-anak sekolah minggu kita dan
setiap guru-guru sekolah minggu kita.

Kiranya cerita ini dapat dilihat sebagai suatu pelajaran bagi kita semua....
dan semua cerita ini saya ceritakan hanya berdasarkan pandangan pribadi..

It’s All Come Back To Jesus!!